Laut China Memanas,
TNI Diminta Tambah Pasukan di Natuna
on
24 Mar 2016 at 06:40 WIB
Seluruh pasukan polisi
militer TNI AL mengikuti upacara HUT Polisi Militer TNI Angkatan Laut (Pomal)
ke-70 yang dipimpin oleh Kasal Laksamana TNI Ade Supandi di Mako Puspomal,
Jakarta, Jumat (19/2). (Liputan6.com/Faizal Fanani)
Liputan6.com, Jakarta - Perairan Natuna kembali
memanas akhir-akhir ini usai penangkapan kapal nelayan milik Tiongkok oleh
pemerintah Indonesia. Kondisi memanas setelah pemerintah Tiongkok mengklaim
bahwa nelayannya masih berada di wilayah teritorial Laut China Selatan.
Anggota
Komisi I DPR Marinus Gea mendesak agar pemerintah lebih tegas terhadap klaim
pemerintah Tiongkok yang telah
mengklaim perairan yang masuk teritorial Indonesia.
"Semua
yang melanggar kedaulatan kita dan TNI harus tegas," kata Marinus Gea di
Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (23/3/2016).
Bahkan,
politikus PDIP ini meminta pemerintah menambah pasukan militer di perairan
Natuna. Hal tersebut menurut dia agar pemerintah Tiongkok bisa menyadari
kesalahan bahwa nelayannya telah memasuki wilayah Indonesia.
"Saya pikir perlu
tambahan, kalau bisa ada konsolidasi semua angkatan. Memberikan efek jera,
katakanlah armada laut Tiongkok jera. Komisi I DPR, kita minta TNI harus keras
jangan hanya sekadar negosiasi," ujar dia.
Dia
mendukung langkah Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Kelautan dan
Perikanan Susi Pudjiastuti untuk membawa persoalan tersebut ke Perserikatan
Bangsa-bangsa (PBB).
Situasi
Laut China Selatan kembali memanas usai penangkapan kapal nelayan Tiongkok di
wilayah perairan Natuna akhir pekan lalu. Aksi mereka diduga dilindungi aparat Tiongkok yang
menyerang kapal patroli milik aparat Kementerian Kelautan dan Perikanan
Indonesia.
Insiden
itu membuat berang Kementerian Luar Negeri Indonesia dan Kementerian Kelautan
dan Perikanan. Menteri Luar Negeri langsung melayangkan protes kepada Kedutaan
Besar China. Peringatan itu untuk tidak mengganggu kedaulatan NKRI.
Atas
insiden tersebut, penjagaan kawasan perbatasan tetap dilakukan oleh TNI,
termasuk Lanud Roesmin Nurjadin (RSN) Pekanbaru.
Sumber : http://news.liputan6.com/read/2466609/laut-china-memanas-tni-diminta-tambah-pasukan-di-natuna
Analisa Kasus :
Kami setuju dengan adanya penambahan personil TNI AL
untuk menjaga di perairan natuna, hal ini penting demi menjaga batas daerah
perairan di Indonesia agar tidak dimasuki oleh negara lain apalagi sampai
mengklaim bahwa daerah tersebut masih daerah perairan negara lain, seperti pada
kasus ini. Pemerintah Tiongkok sendiri harusnya tahu mana batas daerah perairan
miliknya dengan milik Indonesia. Tentu saja dalam menanggapi kasus ini, Menteri Kelautan dan Perikanan
Susi Pudjiastuti, tidak tinggal diam dengan pernyataan pemerintah Tiongkok yang
menganggap daerah yang ia masuki masih daerah perairan mereka.
Kami
juga mendukung jika kasus ini terus berlanjut, sebaiknya kasus ini dibawa ke
Perserikatan Bangsa-Bangsa dan diharapkan menemukan titik temu yang baik bagi
Indonesia maupun Tiongkok.
Upaya
yang harus dilakukan KKP dan Kemenlu harus cukup baik dalam menanggapi kasus
ini. Sebaiknya harus dilanjutkan dengan memperkuat pertahanan keamanan di
kawasan perbatasan dan pasukan yang mengamankan perbatasan harus memadai, dan
dilengkapi dengan peralatan canggih. Pemerintah pusat harus menyelesaikan
permasalahan tersebut sebagai bagian
dari pencapaian visi pelaksanaan poros maritim, melestarikan ekosistem di
perairan dan melindungi nelayan lokal.
Penyelesaian
permasalahan tersebut dengan mengedepankan sektor pertahanan keamanan sebagai
bagian terpenting dalam menjaga kedaulatan Indonesia. TNI dan Polri, serta
aparat dan institusi lainnya yang memiliki peran penting dalam menjaga
kedaulatan NKRI harus diperhatikan.
Pemerintah
Indonesia juga harusnya bersikap tegas kepada Pemrintah Tiongkok karena
dikhawatirkan wilayah tersebut akan menjadi wilayah Tiongkok jika kasus ini
dibiarkan tanpa ditanggapi lebih serius. Penambahan personil TNI AL untuk
menjaga batas wilayah perairan di Natuna memang merupakan langkah awal yang
baik, namun jika kasus ini dibiarkan, pemerintah Tiongkok tidak akan pernah
jera untuk melakukan hal yang sama pada lain waktu, karena batas wilayah
teriotial adalah batas yang sudah ditetapkan tanpa bisa dirubah seenaknya saja
dengan asal mengklaim dengan cara memasuki wilayah negara lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar