Senin, 16 Mei 2016

Contoh Kasus Kecelakaan Kerja



Sebelum berbicara ke contoh kasus kecelakaan kerja alangkah baiknya kita harus tau dulu apa itu pengeritian kecelakaan kerja.
Kecelakaan adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan. Tidak terduga, oleh karena di belakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan. Tidak diharapkan, oleh karena peristiwa kecelakaan disertai kerugian material ataupun penderitaan dari yang paling ringan sampai ke yang paling berat.
Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang jelas tidak dikehendaki dan seringkali tidak terduga semula yang dapat menimbulkan kerugian baik waktu, harta benda atau properti maupun korban jiwa yang terjadi di dalam proses kerja industri atau yang berkaitan dengannya.
Kecelakaan kerja mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
1.             Tidak diduga semula, oleh karena di belakang peristiwa kecelakaan tidak terdapat unsur kesengajaan dan perencanaan.
2.             Tidak diinginkan atau diharapkan, karena setiap peristiwa kecelakaan akan selalu disertai kerugian baik fisik maupun material.
3.             Selalu menimbulkan kerugian dan kerusakan, yang sekurang-kurangnya menyebabkan gangguan proses kerja.

Contoh Kasus Kecelakaan Kerja :

"Buruh di Purwakarta Tewas Akibat Kepalanya Terjepit Mesin"

http://cdn1-a.production.liputan6.static6.com/medias/745360/big/006727200_1412209858-Ilustrasi_Mayat.jpg
(ilustrasi mayat) http://cdn1-a.production.liputan6.static6.com/medias/745360/big/006727200_1412209858-Ilustrasi_Mayat.jpg
Liputan6.com, Purwakarta - Seorang buruh asal Desa Kembangkuning, Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat tewas mengenaskan akibat terjepit mesin pemintal benang di pabrik tempatnya bekerja, Selasa 14 Oktober kemarin. Keluarga pun tak mampu menyembunyikan kesedihan saat jenazah Aisyah (34) tiba di kediamannya.

Sepetri ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Rabu (15/10/2014), Aisyah mengalami luka parah di bagian kepalanya. Dia tewas setelah kepalanya terjepit mesin pemintal benang di pabrik PT Indopanca Centratex Purwakarta, Jawa Barat.

Meski kejadian nahas yang menimpa Aisyah murni kecelakaan, namun pihak pabrik justru terkesan menutup-nutupinya dari aparat kepolisian. Berdasarkan laporan warga dan keluarga Aisyah, petugas kepolisian baru olah TKP untuk menyelidiki penyebab kecelakaan tersebut.

"Menurut keterangan dari saksi, korban sedang memintal benang kemudian kerudungnya tertarik ke mesin pemintal. Akhirnya dia tertarik hingga kepalanya masuk ke dalam mesin" kata Kasat Reskrim Polres Purwakarta AKP Tri Suhartono.

Jasad korban langsung dimakamkan di pemakaman umum desa setempat. Sementara kasusnya kini masih dalam penyelidikan aparat dari Polres Purwakarta, Jawa Barat. (Rmn)

Analisis Kasus :
Menurut pendapat saya, kecelakaan tersebut merupakan kecelakaan kerja akibat yang dimungkinkan dari 2 faktor, yaitu kelalaian pekerja dan sistem aturan ketenaga kerjaan perusahaanya. Karena kecelakaan tersebut terjadi disebabkan karena kerudung sang korban kecelakaan kerja tertarik oleh mesin yang menyebabkan tertariknya juga kepala korban ke dalam mesin hingga mengakibatkan terjepitnya kepala korban pada mesin. Dalam pandangan ini saya dapat menilai bahwa kemungkinan kesalahan yang saya lihat adalah sistem aturan ketenagakerjaan mengenai sistem pakaian kerja. Jika pakaian kerja di wajibkan memakai kerudung maka kerudung tersebut haruslah dimasukan pada pakaian dan tidak di biarkan keluar dari pakaian. Contoh pemakaian kerudung yang harus di terapkan  :
http://assets.kompas.com/data/photo/2013/11/22/1526541IMG-20131122-03402780x390.jpg
http://assets.kompas.com/data/photo/2013/11/22/1526541IMG-20131122-03402780x390.jpg 
Kesalahan kedua yang dmungkinkan adalah kelalaian kerja dimana jika sudah di tanamkan aturan untuk memakai  keruduk yang harus dimasukkan pada pakaian dan sang korban ini tidak mematuhi aturan mengenai pemakaian kerudung. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja tersebut, sebaiknya perusahaan harus melakukan analisa dan riset terlebih dahulu tentang sistem ketenangaan kerja yang menyangkut dengan keselamatan kerja atau K3. Dan bagi penambang haruslah mengikuti instruksi-instruksi untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja.

Daftar pustaka : http://news.liputan6.com/read/2119195/buruh-di-purwakarta-tewas-akibat-kepalanya-terjepit-mesin

Minggu, 15 Mei 2016

Team Building

Team Building : Membangun Team yang Solid
http://www.paranoiaquest.com/content/images/GroupBuldingActivities.jpg
http://www.paranoiaquest.com/content/images/GroupBuldingActivities.jpg
Team Building adalah suatu upaya yang dibuat secara sadar untuk mengembangkan kerja kelompok dalam suatu organisasi. Ahli-ahli ilmu sosial menyebut kelompok adalah suatu kumpulan orang yang terdiri dari dua atau lebih yang berinteraksi dengan stabil dan diantara mereka mempunyai tujuan yang sama serta menganggap kelompok itu sebagai kelompoknya sendiri (merasa memiliki). Walaupun tak dapat disangkal bahwa ada beberapa kegiatan/aktifitas yang mungkin lebih efisien bila  dikerjakan  oleh perseorangan, namun banyak sekali masalah yang bersifat terlalu luas dan terlalu kompleks untuk ditangani oleh satu orang. Dalam hal ini kerja team pada manajemen dapat memberikan hasil akhir yang lebih efektif dibanding dengan kerja perorangan.
Karakteristik Kelompok / Team
1.             Terdiri dari dua orang atau lebih dalam interaksi sosial baik secara verbal maupun non verbal.
2.             Anggota kelompok harus mempunyai pengaruh satu sama lain supaya dapat diakui menjadi anggota suatu kelompok.
3.             Mempunyai struktur hubungan yang stabil sehingga dapat menjaga anggota kelompok secara bersama dan berfungsi sebagai suatu unit.
4.             Anggota kelompok adalah orang yang mempunyai tujuan atau minat yang sama.
5.             Individu yang tergabung dalam kelompok, saling mengenal satu sama lain serta dapat membedakan orang-orang yang bukan anggota kelompoknya.
Mengapa Diperlukan Team Building ?
Pada prinsipnya kita memerlukan team building untuk memperbaiki kinerja kelompok yang kita miliki, namun ada beberapa kondisi yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan team building, antara lain:
1.             Kondisi kelompok yang memerlukan peningkatan moralitas dan hasil kerja tim.
2.             Pucuk pimpinan yang jarang berfikir dan bertindak sebagai bagian  sebuah kelompok.
3.             Terjadi kurang pengertian antar sesama anggota kelompok,  tidak ada arahan  dan semangat  kerja yang timbul dalam suatu kelompok,  sehingga kelompok  kehilangan arah kerja.
4.             Dalam kelompok baru dimana terdapat beberapa individu yang menonjol tapi tidak dapat bekerja bersama dalam kelompok.
5.             Kurangnya rasa percaya diri antar sesama anggota tim, tidak dapat dicapai kesepakatan terhadap tujuan bersama tim dan adanya ketidaktahuan akan  kemungkinan peluang yang dapat dilakukan oleh anggota tim.
Manfaat Membangun Team
Team building  yang dilakukan secara benar dan berkesinambungan akan memberikan hasil perubahan yang seringkali jauh lebih baik dari dugaan semula. Manfaat atau hasil yang dirasakan : 
Bagi pimpinan team/kelompok:
1.             Pimpinan tim akan menjadi lebih kuat dan lebih efektif
2.             Pimpinan tim mampu menyesuaikan gaya kepimimpinannya, dengan lebih memperhatikan kepentingan dan tanggung jawab kelompok dibandingkan kepentingan pribadi
3.             Terdapat apresiasi yang lebih besar dari pimpinan tim terhadap kebutuhan anggota tim dan bagian-bagian dalam tim.
4.             Pimpinan menjadi lebih mampu untuk berkomunikasi  secara langsung kepada anggota tim sehingga terjadi hubungan pengertian yang lebih baik antara pimpinan dan anggota tim.
5.             Pimpinan tim memiliki inisiatif untuk lebih memahami prakasa anggotanya.
6.             Pimpinan mempunyai komitmen yang lebih tinggi terhadap sasaran kerja dan memiliki harapan yang lebih besar.
Bagi individu anggota team/kelompok :
1.             Sebagian besar individu memiliki pendekatan yang lebih persuasif, toleransi menjadi lebih tinggi dan memiliki kepercayaan untuk mengajukan argumentasi tanpa terikat oleh hirarki.
2.             Komunikasi dan dialog antar sesama anggota kelompok menjadi lebih bebas  dan terbuka, yang selama ini menjadi salah satu hambatan utama dalam perkembangan kelompok.
3.             Terdapat “ruang “ yang lebih terbuka untuk mengakui beberapa kelemahan-kelemahan pribadi, bahkan kadangkala tidak jarang yang mengundurkan diri karena kesadaran diri (ini bukan penyelesaian yang diharapkan).
4.             Banyak masalah antar pribadi sesama anggota tim/kelompok yang selama ini mengganjal dapat dipecahkan dengan lebih mudah karena keterbukaan semua anggota tim.
Bagi pelaksanaan  kerja tem/kelompok :
1.             Pertemuan team/kelompok menjadi lebih terstruktur dan efektif.
2.             Hasil   yang diperoleh lebih dapat diterima dan terdistribusi dengan baik kepada sesama peserta.
3.             Terjadi perbaikan kerja dalam mencapai sasaran,  peningkatan kemampuan dalam mengevaluasi individu dan kelompok dengan cara yang lebih profesional.
4.             Tingkat komunikasi dalam dan antar kelompok menjadi lebih komprehensif dan efektif, walaupun dalam kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan.
5.             Komitmen yang lebih kuat terhadap sasaran-sasaran baru.
6.             Terciptanya otonomi yang lebih besar pada tingkat manajer.
Lebih banyak waktu digunakan untuk bekerja sama dengan kolega dan bekerja sama dalam mencapai tujuan.
Tahapan Membuat Program Team Building
Program yang sukses tentu menghasilkan produktifitas yang optimal pula. Kesuksesan program tentunya sangat bergantung pada kualitas seorang pemimpin sebagai pengawas dan pemilik kebijakan perusahaan/organisasi.
Sebagai pengawas program dan pelaksanaannya, seorang pemimpin seharusnya memahami kebutuhan setiap anggota dan perusahaan/organisasi itu sendiri. Sehingga program yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan dan mampu mencapai target yang diinginkan.
Kesuksesan melaksanakan program berarti kualifikasi dan kualitas pemimpin dalam merealisasikan idealisme perusahaan/organisasi terbukti. Selain itu, kesuksesan program tentu berdampak secara langsung terhadap perilaku kerja setiap anggota. Perilaku kerja anggota yang produktif, efisien, efektif dan kontributif tentunya menjadi keinginan setiap pemimpin.
Melalui program team building itulah pemimpin dapat mewujudkan budaya kerja dengan etos kerja terbaik yang bisa diberikan setiap orang. Mulai dari perumusan, perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi adalah beberapa contoh proses yang harus dilalui pemimpin sebelum mengimplementasikannya di perusahaan/organisasi. Program yang baik merupakan program yang dapat mengembangkan skill masing-masing individu maupun kolektif.
Nah, berikut beberapa cara membuat program yang baik:
1.             Target Program.
Target adalah hal pertama yang harus selalu dipikirkan dan ditentukan sebelum membuat mekanisme dan penjadwalan pelaksanaan program team building perusahaan/organisasi. Target program harus memiliki minimal kriteria : jelas (definitif), terukur secara kuantitatif dan kualitatif, dan cara pencapaian. Program yang mampu memperlihatkan langkah dalam realisasi target adalah program yang dapat dipertanggungjawabkan. Program tersebut sekaligus sebagai cerminan kualitas intelegensia dan determinasi pemimpin dalam mengambil kebijakan.
2.             Pahami Kondisi.
Kejelian dan kecerdasan memahami kondisi yang ada akan menjaga pemimpin dari kegagalan. Kemampuan untuk membaca situasi berdasar data kebutuhan perusahaan/organisasi mencerminkan sikap bijaksana pemimpin. Sebelum sebuah program dilakukan, seorang pemimpin harus memahami dengan benar kebutuhan yang akan dipenuhi melalui pelatihan. Sehingga pelatihan yang diadakan akan dapat melengkapi kekurangan dari kondisi yang ada. Kelengkapan data juga sebagai pembanding pemimpin dalam melihat perkembangan perusahaan/organisasi sebelum dan setelah team building dilakukan. Memperoleh kelengkapan data harus dilakukan secara kontinyu, hal ini untuk menjaga kedinamisan dan informasi terkini. Sehingga perancangan dan perumusan program team building mampu memenuhi kebutuhan setiap periode kerja.
3.             Jadwal Program Jelas.
Program team building yang terjadwal rapi dan tertata akan mudah diimplementasikan daripada rancangan program yang tidak terjadwal. Mekanisme jadwal waktu program ini pula yang akan menjaga pimpinan perusahaan/organisasi untuk senantiasa berada pada koridor dan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Menjadwal hingga waktu terkecil dari suatu program akan memberi gambaran jangka panjang bagi usaha perusahaan/organisasi dalam meraih target. Penjadwalan juga akan membantu setiap anggota perusahaan/organisasi untuk melakukan setiap aktivitas tepat waktu dan sasaran.
Namun demikian, pelaksanaan program team building yang dilakukan selayaknya mengacu pada komunitas/team kerja-team kerja yang dimiliki perusahaan/organisasi. Rancangan program yang baik harus mampu dilihat dari perspektif yang utuh. Bagaimanapun, program tersebut tidak boleh melupakan esensi asalnya, yakni mengikat kekuatan setiap individu dalam team. Sebab kekokohan setiap team yang akan membentuk kekokohan perusahaan itu sendiri. Selamat mencoba!

Senin, 02 Mei 2016

KONFLIK



Pengertian Konflik
Konflik adalah suatu masalah sosial yang timbul karena adanya perbedaan pandangan yang terjadi di dalam masyarakat maupun negara. Adapun konflik menurut beberapa pakar :
Pengertian Konflik menurut Robbins, Konflik adalah suatu proses yang dimulai bila satu pihak merasakan bahwa pihak lain telah memengaruhi secara negatif atau akan segera memengaruhi secara negatif pihak lain.
Menurut Alabaness, Pengertian Konflik adalah kondisi yang dipersepsikan ada di antara pihak-pihak atau lebih merasakan adanya ketidaksesuaian antara tujuan dan peluang untuk mencampuri usaha pencapaian tujuan pihak lain.
Dari kedua pengertian konflik yang disampaikan pakar di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Konflik adalah proses yang dinamis dan keberadaannya lebih banyak menyangkut persepsi dari orang atau pihak yang mengalami dan merasakannya. Dengan demikian jika suatu keadaan tidak dirasakan sebagai konflik, maka pada dasarnya konflik tersebut tidak ada dan begitu juga sebaliknya.

Faktor penyebab konflik . Beberapa faktor penyebab konflik, yaitu :
(1)          Salah satu faktor penyebab konflik adalah Saling bergantungan.
Saling bergantungan dalam pekerjaan terjadi jika dua kelompok organisasi atau lebih saling membutuhkan satu sama lain guna menyelesaikan tugas.
(2)          Salah satu faktor penyebab konflik ialah perbedaan tujuan.
Perbedaan tujuan yang terdapat diantara satu bagian dengan bagian yang lain yang tidak sepaham bisa menjadi faktor penyebab munculnya konflik.
(3)          Salah satu faktor penyebab konflik yaitu perbedaan persepsi atau pendapat.
Dalam hal menghadapi suatu masalah, perbedaan persepsi yang ditimbulkan inilah yang menyebabkan munculnya konflik.

Faktor penyebab konflik menurut Smith, Mazzarella dan Piele antara lain :
(1)          Masalah komunikasi
merupakan salah satu faktor penyebab konflik, yang bisa terjadi pada masing-masing atau gabungan dari unsur-unsur komunikasi, yaitu sumber komunikasi, pesan, penerima pesan dan saluran.
(2)          Struktur organisasi
merupakan salah satu faktor penyebab konflik, yang secara potensial dapat memunculkan konflik. Pada setiap departemen atau fungsi dalam organisasi mempunyai kepentingan, tujuan dan programnya sendiri-sendiri yang seringkali berbeda dengan yang lain.
(3)          Faktor manusia
merupakan salah satu faktor penyebab konflik, sifat manusia satu dengan yang lain berbeda dan juga unik. Hal ini yang berpotensi memunculkan konflik.

Macam Macam Konflik
Berbicara mengenai macam macam konflik, maka konflik dibedakan dalam beberapa perspektif antara lain :
(1)          Konflik Intraindividu.
Konflik ini dialami oleh individu dengan dirinya sendiri karena adanya tekanan peran dan ekspektasi di luar berbeda dengan keinginan atau harapannya.
(2)          Konflik Antarindividu.
Konflik yang terjadi antarindividu yang berada dalam suatu kelompok atau antarindividu pada kelompok yang berbeda.
(3)          Konflik Antarkelompok.
Konflik yang bersifat kolektif antara satu kelompok dengan kelompok lainnya.
(4)          Konflik Organisais.
Konflik yang terjadi antara unit organisasi yang bersifat struktural maupun fungsional. Contoh konflik ini : konflik antara bagian pemasaran dengan bagian produksi.

Macam macam konflik ditinjau dari fungsinya, yaitu :
(1)          Konflik Konstruktif
Merupakan konflik yang memiliki nilai positif bagi pengembangan organisasi.
(2)          Konflik Destruktif
ialah konflik yang berdampak negatif bagi pengembangan organisasi.

Macam macam konflik ditinjau dari segi instansionalnya, yaitu :
(1)          Konflik kebutuhan individu dengan peran yang dimainkan dalam organisasi.
Tidak jarang keinginan dan kebutuhan karyawan bertentangan atau tidak sejalan dengan kepentingan dan kebutuhan organisasi. Hal ini yang bisa memunculkan konflik.
(2)          Konflik peranan dengan peranan.
Misalnya setiap karyawan organisasi yang memiliki peran berbeda-beda dan ada kalanya perbedaan peran tiap individu tersebut memunculkan suatu konflik, karena setiap individu tersebut berusaha untuk memainkan peran tersebut dengan sebaik-baiknya.
(3)          Konflik individu dengan individu lainnya.
Konflik ini seringkali muncul jika seorang individu berinteraksi dengan individu lainnya karena latar belakang, pola pikir, pola tindak, minat, kepribadian, persepsi dan sejumlah karakteristik yang berbeda antara hubungan yang satu dengan yang lain.

Macam macam konflik ditinjau dari segi materi atau masalah yang menjadi sumber konflik, yaitu :
(1)          Konflik tujuan.
Adanya perbedaan tujuan antarindividu, organisasi atau kelompok dapat memunculkan konflik.
(2)          Konflik peranan.
Setiap manusia memiliki peran lebih dari satu. Peran yang dimainkan ini seringkali memunculkan konflik.
(3)          Konflik nilai.
Nilai yang dianut seseorang seringkali tidak sejalan dengan sistem nilai yang dianut organisasi atau kelompok. Hal ini juga dapat berpotensi untuk memunculkan konflik.
(4)          Konflik kebijakan.
Konflik ini muncul karena seorang individu atau kelompok tidak sependapat dengan kebijakan yang ditetapkan organisasi.

Macam macam konflik menurut Mastenbroek, yaitu :
(1)          Instrumen Conflicts
adalah Konflik yang terjadi karena adanya ketidaksepahaman antarkomponen dalam organisasi dan proses pengoperasiannya.
(2)          Socio-emotional Conflicts
yaitu konflik yang berkaitan dengan identitas, kandungan emosi, prasangka, kepercayaan, citra diri, keterikatan, identifikasi terhadap kelompok, lembaga dan lambang-lambang tertentu, sistem nilai dan reaksi individu dengan yang lainnya.
(3)          Negotiating Conflicts atau konflik negosiasi
ialah ketegangan-ketegangan yang dirasakan pada waktu proses negosiasi terjadi, baik antara individu dengan individu maupun kelompok dengan kelompok.
(4)          Power and Dependency Conflicys
adalah konflik kekuasaan dan ketergantungan berkaitan dengan persaingan dalam organisasi, misalnya pengamanan dan penguatan kedudukan yang strategis.

Analisa Contoh Kasus :
MEDAN, KOMPAS.com — Tepat pada Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), dunia pendidikan Medan tercoreng peristiwa berdarah. Seorang mahasiswa diduga telah melukai leher dan menebas tangan dosennya sendiri hingga tewas, Senin (2/5/2016) petang.
Dosen FKIP Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) yang bernama Dra Hj Nurain Lubis (63) mengembuskan napas terakhirnya setelah mengalami luka cukup parah di leher dan tangannya yang nyaris putus.
Kejadiannya di FKIP. Ibu itu langsung dibawa ke rumah sakit karena leher dan tangannya digorok mahasiswa FKIP. Motifnya enggak tahu kami," kata Fajar (24), salah seorang mahasiswa Fakultas Ekonomi UMSU.
Peristiwa tersebut terjadi di depan kamar mandi Gedung B kampus yang berada di Jalan Mukhtar Basri, Kecamatan Medan Timur, Kota Medan.
Berdasarkan informasi yang didapat Kompas.com, disebutkan bahwa korban hendak menuju kamar mandi seusai berbicara dengan pelaku yang berinisial RS.
Sebelum itu, keduanya terlibat perbincangan serius yang menurut informasi terkait skripsi hingga berujung cekcok. Korban lalu meninggalkan pelaku dan menuju kamar mandi.
Diduga tersinggung dengan sikap korban, pelaku menunggu korban hingga keluar dari kamar mandi. Begitu korban keluar, dengan cepat, pelaku melukai leher dan menebas tangan korban. Korban sempat menjerit sebelum ambruk di halaman kampus.
Pelaku yang ketakutan bersembunyi di dalam kamar mandi. Pelaku bertahan lama di dalam kamar mandi, tak berani keluar lantaran ratusan mahasiswa menunggunya di luar dengan amarah.
Personel Sabhara, Polsekta Medan Timur, dan Polresta Medan pun akhirnya datang untuk mengamankan RS
Sampai berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi bdari pihak UMSU dan Polresta Medan.

Analisis Kasus dan solusi :
Dari apa yang telah saya baca di news kompas.com. saya dapat menyimpulkan bahwa konflik yang terjadi di kasus ini adalah konflik individu dimana terjadinya cekcok terhadap RS dan Dra Hj Nurain Lubis terkait pembicaraan tentang skripsi. Dalam cekcok tersebut membuat RS tersinggung dengan sikap Dra. Hj. Nurain Lubis dan membuat RS bertekat untuk  melukai Dra. Hj. Nurain Lubis yaitu dengan leher dan menebas tangan Dra. Hj. Nurain Lubis.
Menurut saya solusi untuk kasus ini agar tidak ada lagi kasus seperti ini, jika ada keperluan yang harus di bicarakan haruslah di tempat yang seharusnya, karena di situ saya baca kejadian pembicaraan terkait skripsi tersebut berlokasi di hendaknya korban menuju toilet yang bukan seharusnya pembicaraan itu dilakukan di situ. Dan jika ingin membicarakan persoalan haruslah di bicarakan dengan baik-baik dan di akhiri dengan mufakat agar tidak ada kerugian yang di dapat.
Dan untuk kelanjutan kasus ini, dengan berbicara dengan perbuatan RS maka serahkanlah pada pihak yang berwenang untuk memberikan hukuman sesuai peraturan dalam UU.

Referensi
http://www.pengertianpakar.com/2015/03/pengertian-konflik-faktor-penyebabnya.html
http://regional.kompas.com/read/2016/05/02/183813/Cekcok.soal.Skripsi.Mahasiswa.Bunuh.Dosennya