Septian Dwi Yulianto
Kamis, 10 Mei 2018
ANALISIS HARGA POKOK DAN LAPORAN LABA RUGI PT. DVNHILL SHINADA (New Kimochi Mabes II)
Klik Disini untuk membuka file
Senin, 16 Mei 2016
Contoh Kasus Kecelakaan Kerja
Sebelum berbicara ke contoh kasus kecelakaan kerja alangkah baiknya kita harus tau dulu apa itu pengeritian kecelakaan kerja.
Kecelakaan adalah kejadian yang
tidak terduga dan tidak diharapkan. Tidak terduga, oleh karena di belakang
peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan. Tidak diharapkan, oleh karena
peristiwa kecelakaan disertai kerugian material ataupun penderitaan dari yang
paling ringan sampai ke yang paling berat.
Kecelakaan kerja adalah suatu
kejadian yang jelas tidak dikehendaki dan seringkali tidak terduga semula yang
dapat menimbulkan kerugian baik waktu, harta benda atau properti maupun korban
jiwa yang terjadi di dalam proses kerja industri atau yang berkaitan dengannya.
Kecelakaan kerja mengandung
unsur-unsur sebagai berikut:
1.
Tidak diduga semula, oleh karena di belakang peristiwa
kecelakaan tidak terdapat unsur kesengajaan dan perencanaan.
2.
Tidak diinginkan atau diharapkan, karena setiap
peristiwa kecelakaan akan selalu disertai kerugian baik fisik maupun material.
3.
Selalu menimbulkan kerugian dan kerusakan, yang
sekurang-kurangnya menyebabkan gangguan proses kerja.
Contoh Kasus Kecelakaan Kerja :
"Buruh di Purwakarta Tewas Akibat Kepalanya
Terjepit Mesin"
(ilustrasi mayat) http://cdn1-a.production.liputan6.static6.com/medias/745360/big/006727200_1412209858-Ilustrasi_Mayat.jpg |
Liputan6.com,
Purwakarta - Seorang buruh asal Desa Kembangkuning,
Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat tewas mengenaskan akibat terjepit mesin
pemintal benang di pabrik tempatnya bekerja, Selasa 14 Oktober kemarin.
Keluarga pun tak mampu menyembunyikan kesedihan saat jenazah Aisyah (34) tiba
di kediamannya.
Sepetri
ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Rabu (15/10/2014), Aisyah mengalami
luka parah di bagian kepalanya. Dia tewas setelah kepalanya terjepit mesin
pemintal benang di pabrik PT Indopanca Centratex Purwakarta, Jawa Barat.
Meski kejadian nahas yang menimpa Aisyah murni kecelakaan, namun pihak pabrik justru terkesan menutup-nutupinya dari aparat kepolisian. Berdasarkan laporan warga dan keluarga Aisyah, petugas kepolisian baru olah TKP untuk menyelidiki penyebab kecelakaan tersebut.
Meski kejadian nahas yang menimpa Aisyah murni kecelakaan, namun pihak pabrik justru terkesan menutup-nutupinya dari aparat kepolisian. Berdasarkan laporan warga dan keluarga Aisyah, petugas kepolisian baru olah TKP untuk menyelidiki penyebab kecelakaan tersebut.
"Menurut
keterangan dari saksi, korban sedang memintal benang kemudian kerudungnya
tertarik ke mesin pemintal. Akhirnya dia tertarik hingga kepalanya masuk ke
dalam mesin" kata Kasat Reskrim Polres Purwakarta AKP Tri Suhartono.
Jasad korban langsung dimakamkan di pemakaman umum desa setempat. Sementara kasusnya kini masih dalam penyelidikan aparat dari Polres Purwakarta, Jawa Barat. (Rmn)
Jasad korban langsung dimakamkan di pemakaman umum desa setempat. Sementara kasusnya kini masih dalam penyelidikan aparat dari Polres Purwakarta, Jawa Barat. (Rmn)
Analisis
Kasus :
Menurut pendapat saya, kecelakaan
tersebut merupakan kecelakaan kerja akibat yang dimungkinkan dari 2 faktor,
yaitu kelalaian pekerja dan sistem aturan ketenaga kerjaan perusahaanya. Karena
kecelakaan tersebut terjadi disebabkan karena kerudung sang korban kecelakaan
kerja tertarik oleh mesin yang menyebabkan tertariknya juga kepala korban ke
dalam mesin hingga mengakibatkan terjepitnya kepala korban pada mesin. Dalam pandangan
ini saya dapat menilai bahwa kemungkinan kesalahan yang saya lihat adalah sistem
aturan ketenagakerjaan mengenai sistem pakaian kerja. Jika pakaian kerja di
wajibkan memakai kerudung maka kerudung tersebut haruslah dimasukan pada
pakaian dan tidak di biarkan keluar dari pakaian. Contoh pemakaian kerudung yang harus di terapkan :
http://assets.kompas.com/data/photo/2013/11/22/1526541IMG-20131122-03402780x390.jpg |
Kesalahan kedua yang dmungkinkan
adalah kelalaian kerja dimana jika sudah di tanamkan aturan untuk memakai keruduk yang harus dimasukkan pada pakaian
dan sang korban ini tidak mematuhi aturan mengenai pemakaian kerudung. Untuk
mencegah terjadinya kecelakaan kerja tersebut, sebaiknya perusahaan harus
melakukan analisa dan riset terlebih dahulu tentang sistem ketenangaan kerja
yang menyangkut dengan keselamatan kerja atau K3. Dan bagi penambang haruslah
mengikuti instruksi-instruksi untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
Daftar pustaka : http://news.liputan6.com/read/2119195/buruh-di-purwakarta-tewas-akibat-kepalanya-terjepit-mesin
Minggu, 15 Mei 2016
Team Building
Team
Building : Membangun Team yang Solid
http://www.paranoiaquest.com/content/images/GroupBuldingActivities.jpg |
Team Building adalah suatu upaya yang
dibuat secara sadar untuk mengembangkan kerja kelompok dalam suatu organisasi. Ahli-ahli
ilmu sosial menyebut kelompok adalah suatu kumpulan orang yang terdiri dari dua
atau lebih yang berinteraksi dengan stabil dan diantara mereka mempunyai tujuan
yang sama serta menganggap kelompok itu sebagai kelompoknya sendiri (merasa
memiliki). Walaupun tak dapat disangkal bahwa ada beberapa kegiatan/aktifitas
yang mungkin lebih efisien bila dikerjakan oleh perseorangan, namun
banyak sekali masalah yang bersifat terlalu luas dan terlalu kompleks untuk
ditangani oleh satu orang. Dalam hal ini kerja team pada manajemen dapat
memberikan hasil akhir yang lebih efektif dibanding dengan kerja perorangan.
Karakteristik Kelompok / Team
1.
Terdiri dari dua orang atau lebih dalam interaksi
sosial baik secara verbal maupun non verbal.
2.
Anggota kelompok harus mempunyai pengaruh satu sama
lain supaya dapat diakui menjadi anggota suatu kelompok.
3.
Mempunyai struktur hubungan yang stabil sehingga dapat
menjaga anggota kelompok secara bersama dan berfungsi sebagai suatu unit.
4.
Anggota kelompok adalah orang yang mempunyai tujuan
atau minat yang sama.
5.
Individu yang tergabung dalam kelompok, saling mengenal
satu sama lain serta dapat membedakan orang-orang yang bukan anggota
kelompoknya.
Mengapa Diperlukan Team Building
?
Pada prinsipnya kita memerlukan team building untuk
memperbaiki kinerja kelompok yang kita miliki, namun ada beberapa kondisi yang
perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan team
building, antara lain:
1.
Kondisi kelompok yang memerlukan peningkatan moralitas
dan hasil kerja tim.
2.
Pucuk pimpinan yang jarang berfikir dan bertindak
sebagai bagian sebuah kelompok.
3.
Terjadi kurang pengertian antar sesama anggota
kelompok, tidak ada arahan dan semangat kerja yang timbul
dalam suatu kelompok, sehingga kelompok kehilangan arah kerja.
4.
Dalam kelompok baru dimana terdapat beberapa individu
yang menonjol tapi tidak dapat bekerja bersama dalam kelompok.
5.
Kurangnya rasa percaya diri antar sesama anggota tim,
tidak dapat dicapai kesepakatan terhadap tujuan bersama tim dan adanya
ketidaktahuan akan kemungkinan peluang yang dapat dilakukan oleh anggota
tim.
Manfaat Membangun Team
Team building
yang dilakukan secara benar dan berkesinambungan akan memberikan hasil
perubahan yang seringkali jauh lebih baik dari dugaan semula. Manfaat atau hasil yang dirasakan :
Bagi pimpinan team/kelompok:
1.
Pimpinan tim akan menjadi lebih kuat dan lebih efektif
2.
Pimpinan tim mampu menyesuaikan gaya kepimimpinannya,
dengan lebih memperhatikan kepentingan dan tanggung jawab kelompok dibandingkan
kepentingan pribadi
3.
Terdapat apresiasi yang lebih besar dari pimpinan tim
terhadap kebutuhan anggota tim dan bagian-bagian dalam tim.
4.
Pimpinan menjadi lebih mampu untuk berkomunikasi
secara langsung kepada anggota tim sehingga terjadi hubungan pengertian yang
lebih baik antara pimpinan dan anggota tim.
5.
Pimpinan tim memiliki inisiatif untuk lebih memahami
prakasa anggotanya.
6.
Pimpinan mempunyai komitmen yang lebih tinggi terhadap
sasaran kerja dan memiliki harapan yang lebih besar.
Bagi individu anggota team/kelompok :
1.
Sebagian besar individu memiliki pendekatan yang lebih
persuasif, toleransi menjadi lebih tinggi dan memiliki kepercayaan untuk
mengajukan argumentasi tanpa terikat oleh hirarki.
2.
Komunikasi dan dialog antar sesama anggota kelompok
menjadi lebih bebas dan terbuka, yang selama ini menjadi salah satu
hambatan utama dalam perkembangan kelompok.
3.
Terdapat “ruang “ yang lebih terbuka untuk mengakui
beberapa kelemahan-kelemahan pribadi, bahkan kadangkala tidak jarang yang
mengundurkan diri karena kesadaran diri (ini bukan penyelesaian yang
diharapkan).
4.
Banyak masalah antar pribadi sesama anggota
tim/kelompok yang selama ini mengganjal dapat dipecahkan dengan lebih mudah
karena keterbukaan semua anggota tim.
Bagi pelaksanaan kerja tem/kelompok :
1.
Pertemuan team/kelompok menjadi lebih terstruktur dan
efektif.
2.
Hasil yang diperoleh lebih dapat diterima
dan terdistribusi dengan baik kepada sesama peserta.
3.
Terjadi perbaikan kerja dalam mencapai sasaran,
peningkatan kemampuan dalam mengevaluasi individu dan kelompok dengan cara yang
lebih profesional.
4.
Tingkat komunikasi dalam dan antar kelompok menjadi
lebih komprehensif dan efektif, walaupun dalam kondisi lingkungan yang kurang
menguntungkan.
5.
Komitmen yang lebih kuat terhadap sasaran-sasaran
baru.
6.
Terciptanya otonomi yang lebih besar pada tingkat
manajer.
Lebih banyak waktu digunakan untuk bekerja sama dengan
kolega dan bekerja sama dalam mencapai tujuan.
Tahapan Membuat Program Team Building
Program yang
sukses tentu menghasilkan produktifitas yang optimal pula. Kesuksesan program
tentunya sangat bergantung pada kualitas seorang pemimpin sebagai pengawas dan
pemilik kebijakan perusahaan/organisasi.
Sebagai
pengawas program dan pelaksanaannya, seorang pemimpin seharusnya memahami
kebutuhan setiap anggota dan perusahaan/organisasi itu sendiri. Sehingga
program yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan dan mampu mencapai target yang
diinginkan.
Kesuksesan
melaksanakan program berarti kualifikasi dan kualitas pemimpin dalam
merealisasikan idealisme perusahaan/organisasi terbukti. Selain itu, kesuksesan
program tentu berdampak secara langsung terhadap perilaku kerja setiap anggota.
Perilaku kerja anggota yang produktif, efisien, efektif dan kontributif
tentunya menjadi keinginan setiap pemimpin.
Melalui
program team building itulah pemimpin dapat mewujudkan budaya kerja dengan etos
kerja terbaik yang bisa diberikan setiap orang. Mulai dari perumusan, perencanaan,
pelaksanaan hingga evaluasi adalah beberapa contoh proses yang harus dilalui
pemimpin sebelum mengimplementasikannya di perusahaan/organisasi. Program yang
baik merupakan program yang dapat mengembangkan skill masing-masing individu
maupun kolektif.
Nah, berikut beberapa cara membuat program yang baik:
1.
Target Program.
Target adalah hal pertama yang harus selalu dipikirkan dan ditentukan
sebelum membuat mekanisme dan penjadwalan pelaksanaan program team building
perusahaan/organisasi. Target program harus memiliki minimal kriteria : jelas
(definitif), terukur secara kuantitatif dan kualitatif, dan cara pencapaian.
Program yang mampu memperlihatkan langkah dalam realisasi target adalah program
yang dapat dipertanggungjawabkan. Program tersebut sekaligus sebagai cerminan
kualitas intelegensia dan determinasi pemimpin dalam mengambil kebijakan.
2.
Pahami Kondisi.
Kejelian dan kecerdasan memahami kondisi yang ada akan menjaga pemimpin
dari kegagalan. Kemampuan untuk membaca situasi berdasar data kebutuhan
perusahaan/organisasi mencerminkan sikap bijaksana pemimpin. Sebelum sebuah
program dilakukan, seorang pemimpin harus memahami dengan benar kebutuhan yang
akan dipenuhi melalui pelatihan. Sehingga pelatihan yang diadakan akan dapat melengkapi
kekurangan dari kondisi yang ada. Kelengkapan data juga sebagai pembanding
pemimpin dalam melihat perkembangan perusahaan/organisasi sebelum dan setelah
team building dilakukan. Memperoleh kelengkapan data harus dilakukan secara
kontinyu, hal ini untuk menjaga kedinamisan dan informasi terkini. Sehingga
perancangan dan perumusan program team building mampu memenuhi kebutuhan setiap
periode kerja.
3.
Jadwal Program Jelas.
Program team building yang terjadwal rapi dan tertata akan mudah
diimplementasikan daripada rancangan program yang tidak terjadwal. Mekanisme
jadwal waktu program ini pula yang akan menjaga pimpinan perusahaan/organisasi
untuk senantiasa berada pada koridor dan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
Menjadwal hingga waktu terkecil dari suatu program akan memberi gambaran jangka
panjang bagi usaha perusahaan/organisasi dalam meraih target. Penjadwalan juga
akan membantu setiap anggota perusahaan/organisasi untuk melakukan setiap aktivitas
tepat waktu dan sasaran.
Namun demikian, pelaksanaan program team building yang dilakukan selayaknya
mengacu pada komunitas/team kerja-team kerja yang dimiliki
perusahaan/organisasi. Rancangan program yang baik harus mampu dilihat dari
perspektif yang utuh. Bagaimanapun, program tersebut tidak boleh melupakan
esensi asalnya, yakni mengikat kekuatan setiap individu dalam team. Sebab
kekokohan setiap team yang akan membentuk kekokohan perusahaan itu sendiri.
Selamat mencoba!
Senin, 02 Mei 2016
KONFLIK
Pengertian
Konflik
Konflik adalah suatu masalah sosial
yang timbul karena adanya perbedaan pandangan yang terjadi di dalam masyarakat
maupun negara. Adapun konflik
menurut beberapa pakar :
Pengertian
Konflik menurut Robbins, Konflik adalah suatu proses yang
dimulai bila satu pihak merasakan bahwa pihak lain telah memengaruhi secara
negatif atau akan segera memengaruhi secara negatif pihak lain.
Menurut Alabaness, Pengertian
Konflik adalah kondisi yang dipersepsikan ada di antara pihak-pihak atau
lebih merasakan adanya ketidaksesuaian antara tujuan dan peluang untuk
mencampuri usaha pencapaian tujuan pihak lain.
Dari kedua pengertian konflik yang
disampaikan pakar di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Konflik adalah proses yang dinamis dan
keberadaannya lebih banyak menyangkut persepsi dari orang atau pihak yang
mengalami dan merasakannya. Dengan demikian jika suatu keadaan tidak dirasakan
sebagai konflik, maka pada dasarnya konflik tersebut tidak ada dan begitu juga
sebaliknya.
Faktor penyebab konflik . Beberapa faktor penyebab konflik, yaitu :
(1)
Salah satu faktor penyebab konflik adalah Saling
bergantungan.
Saling bergantungan dalam pekerjaan
terjadi jika dua kelompok organisasi atau lebih saling membutuhkan satu sama
lain guna menyelesaikan tugas.
(2)
Salah satu faktor penyebab konflik ialah perbedaan
tujuan.
Perbedaan tujuan yang terdapat
diantara satu bagian dengan bagian yang lain yang tidak sepaham bisa menjadi
faktor penyebab munculnya konflik.
(3)
Salah satu faktor penyebab konflik yaitu perbedaan
persepsi atau pendapat.
Dalam hal menghadapi suatu masalah,
perbedaan persepsi yang ditimbulkan inilah yang menyebabkan munculnya konflik.
Faktor
penyebab konflik menurut Smith,
Mazzarella dan Piele
antara lain :
(1)
Masalah komunikasi
merupakan salah satu faktor penyebab
konflik, yang bisa terjadi pada masing-masing atau gabungan dari unsur-unsur
komunikasi, yaitu sumber komunikasi, pesan, penerima pesan dan saluran.
(2)
Struktur organisasi
merupakan salah satu faktor penyebab
konflik, yang secara potensial dapat memunculkan konflik. Pada setiap
departemen atau fungsi dalam organisasi mempunyai kepentingan, tujuan dan
programnya sendiri-sendiri yang seringkali berbeda dengan yang lain.
(3)
Faktor manusia
merupakan salah satu faktor penyebab
konflik, sifat manusia satu dengan yang lain berbeda dan juga unik. Hal ini
yang berpotensi memunculkan konflik.
Macam Macam
Konflik
Berbicara mengenai macam
macam konflik, maka konflik dibedakan dalam beberapa perspektif antara lain :
(1)
Konflik Intraindividu.
Konflik ini dialami oleh individu
dengan dirinya sendiri karena adanya tekanan peran dan ekspektasi di luar
berbeda dengan keinginan atau harapannya.
(2)
Konflik Antarindividu.
Konflik yang terjadi antarindividu
yang berada dalam suatu kelompok atau antarindividu pada kelompok yang berbeda.
(3)
Konflik Antarkelompok.
Konflik yang bersifat kolektif
antara satu kelompok dengan kelompok lainnya.
(4)
Konflik Organisais.
Konflik yang terjadi antara unit
organisasi yang bersifat struktural maupun fungsional. Contoh konflik ini :
konflik antara bagian pemasaran dengan bagian produksi.
Macam macam
konflik ditinjau dari fungsinya, yaitu :
(1)
Konflik Konstruktif
Merupakan konflik yang memiliki
nilai positif bagi pengembangan organisasi.
(2)
Konflik Destruktif
ialah konflik yang berdampak negatif
bagi pengembangan organisasi.
Macam macam
konflik ditinjau dari segi instansionalnya, yaitu :
(1)
Konflik kebutuhan individu dengan peran yang dimainkan
dalam organisasi.
Tidak jarang keinginan dan kebutuhan
karyawan bertentangan atau tidak sejalan dengan kepentingan dan kebutuhan
organisasi. Hal ini yang bisa memunculkan konflik.
(2)
Konflik peranan dengan peranan.
Misalnya setiap karyawan organisasi
yang memiliki peran berbeda-beda dan ada kalanya perbedaan peran tiap individu
tersebut memunculkan suatu konflik, karena setiap individu tersebut berusaha
untuk memainkan peran tersebut dengan sebaik-baiknya.
(3)
Konflik individu dengan individu lainnya.
Konflik ini seringkali muncul jika
seorang individu berinteraksi dengan individu lainnya karena latar belakang,
pola pikir, pola tindak, minat, kepribadian, persepsi dan sejumlah
karakteristik yang berbeda antara hubungan yang satu dengan yang lain.
Macam macam
konflik ditinjau dari segi materi atau masalah yang menjadi sumber konflik,
yaitu :
(1)
Konflik tujuan.
Adanya perbedaan tujuan
antarindividu, organisasi atau kelompok dapat memunculkan konflik.
(2)
Konflik peranan.
Setiap manusia memiliki peran lebih
dari satu. Peran yang dimainkan ini
seringkali memunculkan konflik.
(3)
Konflik nilai.
Nilai yang dianut seseorang
seringkali tidak sejalan dengan sistem nilai yang dianut organisasi atau
kelompok. Hal ini juga dapat berpotensi untuk memunculkan konflik.
(4)
Konflik kebijakan.
Konflik ini muncul karena seorang
individu atau kelompok tidak sependapat dengan kebijakan yang ditetapkan organisasi.
Macam macam
konflik menurut Mastenbroek, yaitu :
(1)
Instrumen Conflicts
adalah Konflik yang terjadi karena
adanya ketidaksepahaman antarkomponen dalam organisasi dan proses
pengoperasiannya.
(2)
Socio-emotional Conflicts
yaitu konflik yang berkaitan dengan
identitas, kandungan emosi, prasangka, kepercayaan, citra diri, keterikatan,
identifikasi terhadap kelompok, lembaga dan lambang-lambang tertentu, sistem
nilai dan reaksi individu dengan yang lainnya.
(3)
Negotiating Conflicts atau
konflik negosiasi
ialah ketegangan-ketegangan yang
dirasakan pada waktu proses negosiasi terjadi, baik antara individu dengan
individu maupun kelompok dengan kelompok.
(4)
Power and Dependency Conflicys
adalah konflik kekuasaan dan
ketergantungan berkaitan dengan persaingan dalam organisasi, misalnya
pengamanan dan penguatan kedudukan yang strategis.
Analisa Contoh Kasus :
MEDAN, KOMPAS.com —
Tepat pada Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), dunia pendidikan Medan
tercoreng peristiwa berdarah. Seorang mahasiswa diduga telah melukai leher dan
menebas tangan dosennya sendiri hingga tewas, Senin (2/5/2016) petang.
Dosen FKIP Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) yang bernama Dra Hj Nurain Lubis (63)
mengembuskan napas terakhirnya setelah mengalami luka cukup parah di leher dan
tangannya yang nyaris putus.
Kejadiannya di FKIP. Ibu
itu langsung dibawa ke rumah sakit karena leher dan tangannya digorok mahasiswa
FKIP. Motifnya enggak tahu kami," kata Fajar (24), salah seorang mahasiswa
Fakultas Ekonomi UMSU.
Peristiwa tersebut terjadi di
depan kamar mandi Gedung B kampus yang berada di Jalan Mukhtar Basri, Kecamatan
Medan Timur, Kota Medan.
Berdasarkan informasi yang
didapat Kompas.com, disebutkan bahwa korban hendak menuju kamar mandi
seusai berbicara dengan pelaku yang berinisial RS.
Sebelum itu, keduanya terlibat
perbincangan serius yang menurut informasi terkait skripsi hingga berujung
cekcok. Korban lalu meninggalkan pelaku dan menuju kamar mandi.
Diduga tersinggung dengan sikap
korban, pelaku menunggu korban hingga keluar dari kamar mandi. Begitu korban
keluar, dengan cepat, pelaku melukai leher dan menebas tangan korban. Korban
sempat menjerit sebelum ambruk di halaman kampus.
Pelaku yang ketakutan
bersembunyi di dalam kamar mandi. Pelaku bertahan lama di dalam kamar mandi,
tak berani keluar lantaran ratusan mahasiswa menunggunya di luar dengan amarah.
Personel Sabhara, Polsekta Medan
Timur, dan Polresta Medan pun akhirnya datang untuk mengamankan RS
Sampai berita ini diturunkan,
belum ada keterangan resmi bdari pihak UMSU dan Polresta Medan.
Analisis Kasus dan solusi :
Dari apa yang
telah saya baca di news kompas.com. saya dapat menyimpulkan bahwa konflik yang
terjadi di kasus ini adalah konflik individu dimana terjadinya cekcok terhadap
RS dan Dra Hj Nurain Lubis terkait pembicaraan tentang skripsi. Dalam cekcok
tersebut membuat RS tersinggung dengan sikap Dra. Hj. Nurain Lubis dan membuat
RS bertekat untuk melukai Dra. Hj.
Nurain Lubis yaitu dengan leher dan menebas tangan Dra. Hj. Nurain Lubis.
Menurut saya solusi
untuk kasus ini agar tidak ada lagi kasus seperti ini, jika ada keperluan yang
harus di bicarakan haruslah di tempat yang seharusnya, karena di situ saya baca
kejadian pembicaraan terkait skripsi tersebut berlokasi di hendaknya korban
menuju toilet yang bukan seharusnya pembicaraan itu dilakukan di situ. Dan jika
ingin membicarakan persoalan haruslah di bicarakan dengan baik-baik dan di
akhiri dengan mufakat agar tidak ada kerugian yang di dapat.
Dan untuk
kelanjutan kasus ini, dengan berbicara dengan perbuatan RS maka serahkanlah
pada pihak yang berwenang untuk memberikan hukuman sesuai peraturan dalam UU.
Referensi :
http://www.pengertianpakar.com/2015/03/pengertian-konflik-faktor-penyebabnya.html
http://regional.kompas.com/read/2016/05/02/183813/Cekcok.soal.Skripsi.Mahasiswa.Bunuh.Dosennya
Langganan:
Postingan (Atom)